Acara Virtual Masak Rendang Sedunia Masuk Rekor MURI. Ini Kata Ibu Negara Iriana Joko Widodo
Sabtu, 21 Agustus 2021 menjadi hari istimewa bagi Rendang.
Digelar acara Virtual Memasak Rendang Se-Dunia dalam rangka pencatatan Rendang sebagai Warisan Budaya Dunia dari Sumatra Barat, Indonesia, ke UNESCO. Ini peningkatan dari pencatatannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Sumatra Barat di 2013 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Acara berskala besar ini hasil gotong-royong dPemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Lantamal II, Dharma Pertiwi, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Minang Diaspora, Dekranasda, Ikatan Ahli Boga, dan Bhayangkari Sumbar.
Prosesi makan di sana turut dibantu oleh dua robot pelayan, Sabai dan Midun. Keduanya diperkenalkan Juli lalu, buatan santri putri di Perguruan Diniyyah Putri, di Padangpanjang. Pesantren yang dibangun tahun 1923 itu terutama dikenal lewat pengayaan teknologi bagi santri putri.
Gubernur Sumatra Barat H. Mahyeldi Ansharullah , S.P, menyapa audiens daringnya dari halaman MAKO, Lantamal II, Telur Bayur, Padang. Ia dan istri, Harneli Bahar, turut marandang di lapangan.
Baru sepuluh menit berjalan, mata telah terasa perih dari panasnya masakan di kuali. Bayangkan mereka yang harus marandang hingga 12 jam!
Ibu Negara Hj, Iriana Joko Widodo juga menyimak acara daring yang untuk pertama kalinya melibatkan masyarakat dunia ini.
“Kita memasak rendang bersama. Kita tunjukkan kepada dunia kekayaan kuliner Indonesia dan kita yakinkan kepada dunia bahwa rendang layak dicintai dan diakui oleh UNESCO dan dunia,” tutur Ibu Negara dalam video conference dari Istana Kepresidenan Bogor.
Lima benua menonton kemeriahan dan tiada henti memenuhi kolom chat. Ada dari timur Indonesia, Malaysia, Australia, Denmark, Paris, Norwegia, hingga Kuwait.
“Perwakilan Restoran Sederhana hadir,” tulis Supardi;
“Saat ini memang kebetulan jadwal kami masak rendang. Sekali masak 7 kg. Kunjungi kami di toko online. Resep tetap dari ibunda tercinta dari Bayur Maninjau,” tulis Sukarendang;
“Masih Kalio… Sudah dimasak tiga jam,” tulis Rita Cowderoy;
“Dekranasda Kabupaten 50 kota, Sumbar, memasak rendang 5 kg,” tulis Dekranasda Kab. Lima Puluh Kota.
Segala lapisan masyarakat memasak rendang dari tempat masing-masing secara serentak, termasuk KBRI di berbagai negara. Perum Bulog turut menyumbang 400 kg daging sapi untuk Rendang yang nantinya disalurkan sebagai kegiatan CSR-nya.
“Tidak banyak lagi langkah diplomasi berat yang harus kami lakukan di KBRI Paris, melihat dari gerakan antusias ini. Kami tinggal menunggu dokumen-dokumen untuk diteruskan ke Sekretariat UNESCO” ujar Prof. Dr. Drs Surya Rosa Putra MS, Duta Besar RI di Prancis, sekaligus Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.
“Rendang adalah aset luar biasa dan sudah seharusnya diakui sebagai sumbangan masyarakat Minang kepada khazanah kuliner Indonesi, dan juga kuliner dunia, karena kalau saya di luar negeri di resto Indonesia, rendang selalu paling laku,” urai Dr. Dino Patti Djalal, M.A., Presiden Minang Diaspora.
Rekor MURI diserahkan di DKI Jakarta, disaksikan Fauzi Bahar, Pembina Asosiasi Rendang dan Ikaboga dan juga di Padang. Di Padang, piagam diterima Gubernur Mahyeldi dan Wagub Audy Joinaldy. Rekor dicapai melalui jumlah pemasak terbanyak secara daring.
Warga Norwegia yang pernah viral karena bikin lagu Nasi Padang, Audun Kvitland Røstad, juga melantukan secara spontan sepotong lagunya.
‘Rancak bana! Rendang Mendunia’ berkali-kali diserukan peserta Zoom.
Di laman Instagram-nya, Ibu Gubernur Sum-Bar Harneli pernah berbagi info adanya museum rendang di kawasan Museum Adityawarman Padang yang belum diketahui banyak orang. Ada edukasi sejarah, replika ragam rendang, bumbu, dan alat yang terlibat di sini.
Jadi makin tertarik belajar Rendang? (f)
sumber: femina